TEKNOLOGI NANO (Sumber : Kompas, 28 Januari 2009)
JAKARTA- KOMPAS - Kekayaan Sumber daya alam Indonesia merupakan peluang besar bagi pengembangan partikel nano sebagai bahan baku berbagai produk industri. Sejauh ini industri-industri dalam negeri masih sebatas mengimpor partikel nano.
Hasil survei Masyarakat Nanoteknologi Indonesia (MNI) terhadap 30 industri pada 2008 menunjukkan, sebanyak 35 persen industri yang disurvei telah mengaplikasikan teknologi nano. Namun, 89 persen bahan baku tekologi nano masih diimpor.
"Indonesia punya peluang besar menghasilkan partkel nano sendiri," kata Ketua MNI yang juga ketua kelompok Material lanjut dan Nano IPI, Nurul Taufiqu Rochman pada seminar Nasional 2009, Nanoteknologi, yang diadakan Fakultas MIPA UI di Depok, Jawa Barat, Akhir Pekan Lalu. Pasar yang terkait dengan teknologi nano diproyeksikan tumbuh lebih dari 1 triliun dollar AS dalam waktu kurang dari 15 tahun.
Kekayaan Sumber daya alam, Seperti aneka mineral dan flora/fauna merupakan anugerah besar bagi pengembangan partikel nano. Sayangnya, potensi tersebut belum dimanfaatkan dengan baik.
Istilah nano berasal dari kata nanometer yang mengarah pada ukuran yang mengarah pada ukuran material super kecil, hingga 1/50.000 ukuran helai rambut. Teknologi berarti sebuah pengembangan produk dengan banyak fungsi yang disusun berdasarkan bahan baku berukuran nano.
Di dunia, Indonesia belum masuk hitungan negara dengan produk nano yang maju. Malaysia dan Thailand telah membentuk pusat riset nano dengan dana dari pemerintah dan swasta.
Bahkan, Pemerintah Thailand menganggarkan biaya riset teknologi nano sebesar Rp. 3,6 triliun (dengan asumsi 1 baht sama dengan Rp 300 ) hingga tahun 2015. Meskipun jumlah riset teknologi nano di indonesia terus bertambah, hingga kini belum ada isu nasional arah pengembangannya.
Kecil, tapi mahal
Menurul Nurul, teknologi nano memiliki banyak keunggulan, selain ringkas, ringan kuat, dan tahan lama. "Biar kecil, tapi harga produk nano mahal," kata Nurul. Misalnya, harga keramik nano antara 1 dan 1.000 dollar AS per kilogram serta partikel logam nano berkisar 1-10.000 dollar AS per kg. Bahan-Bahan itu banyak digunakan sebagai bahan pembuatan produk industri. "Pembuatan partikel nano relatif lebih mudah dikerjakan," kata Nurul.
Ada banyak produk yang bisa ditingkatkan kualitas dan fungsinya dari teknologi nano, seperti sektor pertanian, kesehatan, pangan, elektronik, bahan bangunan, lingkungan, dan tekstil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar