Pelumas yang secara fisik kita ketahui selama ini, ternyata beragam-ragam bentuknya. Pelumas secara umum dapat dibagi berdasarkan :
I. BERDASARKAN BENTUK
A. BERBENTUK CAIR : Pelumas yang berbentuk cair disebut OLI
1. Pelumas Mesin (Gasoline & Diesel Engine, Marine Oil, Gear Oil, Turbine Oil)
2. Pelumas Hidrolik
3. Pelumas Transmisi (Automatic Transmision Fluid = ATF; Automatic Brake Fluid = ABF)
4. Pelumas Khusus (Cutting Oil, Compressor Oil, Heat Transfer Oil dll)
B. BERBENTUK PADAT : Pelumas yang berbentuk Padat disebut GREASE/ GEMUK
1. Waterproof Grease
2. Extreme Pressure Grease
3. High Temperature Grease
4. dll
II. BERDASARKAN STANDARD :
A. OLI :
1. SAE : Society of Automotive Engineers, USA.
- Makin besar nomor SAE menandakan makin besarnya viskositas (makin kental)
- Bisa berbentuk single grade (SAE 40, etc) atau Multi Grade (SAE 20W50, etc)
2. API : American Petroleum Industry
- Adalah standar oli berdasarkan tingkatan kualitas/ grade oli dan peruntukannya (bensin atau solar)
- Untuk mesin bensin, kodenya dimulai huruf ‘S’ = (Spark Plug) mulai dari : SA – SB – SC – SD – SE – SF – SG – SH - SJ – SL – SM
- Untuk mesin solar, kodenya dimulai huruf ‘C’ =(Combustion) mulai dari : CA – CB – CC – CF – CG – CH – CI – CJ
2. API : American Petroleum Industry
- Adalah standar oli berdasarkan tingkatan kualitas/ grade oli dan peruntukannya (bensin atau solar)
- Untuk mesin bensin, kodenya dimulai huruf ‘S’ = (Spark Plug) mulai dari : SA – SB – SC – SD – SE – SF – SG – SH - SJ – SL – SM
- Untuk mesin solar, kodenya dimulai huruf ‘C’ =(Combustion) mulai dari : CA – CB – CC – CF – CG – CH – CI – CJ
3. ACEA/CCMC : Association des Constructeurs Europeans d'Automobiles, Eropa
- Adalah standard oli berdasarkan peruntukannya, umumnya dipakai di Eropa
- The ACEA diganti dengan the CCMC pada tahun 1996
- The ACEA diganti dengan the CCMC pada tahun 1996
- Standard ACEA :
=> Diawali 'A1-3' untuk mesin Bensin
=> Diawali 'B1-4' untuk mesin Diesel mobil penumpang
=> Diawali 'E1-5' untuk mesin Diesel alat-alat berat
- Standard CCMC :
=> Diawali 'G1-5' untuk mesin Bensin
=> Diawali 'D1-5' untuk mesin Diesel alat-alat berat
=> Diawali 'PD1-2' untuk mesin Diesel mobil penumpang
4. JASO : Japan Automotive Standard Organization, Japan
- Adalah standar pelumas untuk sepeda motor dengan sistem kopling basah (wet clutch system).
- Dipakai untuk membedakan keberadaan Friction Modifiers (Aditif anti friction) pada oli tersebut.
- Dipakai untuk membedakan keberadaan Friction Modifiers (Aditif anti friction) pada oli tersebut.
- JASO MA (tidak ada aditif Friction Modifiers) dan JASO MB (ada/ sedikit aditif Friction Modifiers)
5. AGMA : American Gear Manufacturers Association, Amerika
- Adalah standar pelumas untuk roda gigi
B. GREASE :
1. NLGI : National Lubricating Grease Institute
- Skala angka untuk mengklasifikasikan tingkat kepadatan gemuk berdasarkan angka penetrasi ASTM
- Nilai NLGI-nya 000 (setengah cair) s/d NLGI-nya 6 (padat sekali)
2. USDA
- Pengelompokan grease berdasarkan 'contact food'
- Untuk USDA terbagi dalam 2 kelompok H1 : Non Contact Food dan H2 : Contact Food
- Untuk USDA terbagi dalam 2 kelompok H1 : Non Contact Food dan H2 : Contact Food
III. BERDASARKAN BASE OIL :
A. Berdasarkan Asal Base Oil :
1. Mineral (berasal dari perut bumi) terdiri atas :
- Naphthenic Base Oil (Naptanik) : Kandungan 'Lingkar Methylene Tertutup' cukup tinggi dengan viskositas index = 50-60
- Paraffinic Base Oil (Parapin) : Kandungan 'Rantai Hidrokarbon Jenuh' cukup tinggi dengan viskositas index = 100-110
2. Synthetic (Sintetis) : Merupakan proses pemurnian mineral yang terdiri atas :
- Semi Synthetic (Premium)
- Full Synthetic
3. Pure Synthetic (Sintetis Murni) atau juga sering disebut oli castor : umumnya berbentuk polyalkyleneglycol yang dibuat di laboratorium, biasanya campuran minyak nabati atau hewani dengan viskositas = 160
B. Berdasarkan Grade Base Oil
1. Group I :
- Mineral Base Oil
- Viscosity Index = 80 - 120
- Senyawa hidrokarbon jenuh < 90%
- Kandungan sulfur > 0,03%
2. Group II :
- Semi synthetic/ Synthetic
- Viscosity Index = 80 - 120
- Senyawa hidrokarbon jenuh > 90%
- Kandungan sulfur < 0,03%
==> Group I dan II dikenal dengan sebutan Conventional Base Oil
3. Group III :
- High Viscosity Index (HVI) synthetic
- Viscosity Index > 120
- Senyawa hidrokarbon jenuh > 90%
- Kandungan sulfur < 0,03%
4. Group IV :
- Polyalphaolefin (PAO) Synthetic
- Viscosity Index > 120
- Senyawa hidrokarbon jenuh > 90%
- Kandungan sulfur < 0,03%
5. Group V :
- Ester Synthetic
- Pelumas Pure Sintetis
- Bahan sintetis kimia
==> Group III, IV dan V dikenal dengan sebutan Synthetic Base Oil
C. Berdasarkan Proses Pemurnian Base Oil
1. Destilasi Biasa (Solvent Extraction Process)
- Teknologi Dewaxing/ Proses pendinginan
- Tingkat kemurnian 70-85 %
- Hasilnya base oil grade 1
- Kandungan Sulfur, Nitrogen dan Oksigen masih banyak
- Warna : kuning transparant
2. Dengan Hydrotreating (Hydrolsomerization Process)
- Teknologi Hydrotreating Severe Hydrocracking
- Tingkat kemurnian 99,9%
- Hasilnya Base Oil grade 2 dan 3
- Kandungan Sulfur, Nitrogen dan Oksigen sangat rendah
- Warna : jernih dan tak berwarna
IV. BERDASARKAN PENGGUNAAN
A. Pelumas Mesin Mobil
- Dipisahkan menjadi oli mesin gasoline dan diesel
- Oli mesin mobil digunakan untuk melumasi bushing, bearing & piston sehingga harus licin
- Umumnya ditambahkan aditif anti friction / Friction Modifier (untuk memperkecil gesekan)
- Karena roda gigi transmisi terpisah dengan mesin menyebabkan viskositas agak tahan (bisa mencapai 10.000 KM)
B. Pelumas Sepeda Motor - Oli tidak boleh licin karena koplingnya basah yang dapat menyebabkan slip sehingga tenaga berkurang.
- Tidak boleh ada aditif Friction modifier (JASO MA)
- Roda gigi transmisi menyatu dengan mesin sehingga viskositasnya cepat rusak (Daya tahan 1.500-2000 KM)
C. Pelumas Motor Matic - Oli hanya melumasi mesinnya saja, sedangkan kopling dan gearboxnya yaitu sistem CVT-nya (sistem kering/ tanpa pelumasan).
- Ada sedikit aditif Friction modifier (JASO MB)
- Olinya lebih licin & encer dari oli motor biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar