Jumat, 25 Februari 2011

Sabtu, 22 Januari 2011

PREDIKSI PENINGKATAN KEBUTUHAN PELUMAS

Penjualan Sepeda Motor di Indonesia

SEPEDA
MOTOR
2009
2010
Unit
%
Unit
%
1
Honda
2.704.097
45.97
3.416.049
46.17
2
Yamaha
2.674.892
45.48
3.326.380
44.96
3
Suzuki
438.158
7.45
526.003
7.11
4
Kawasaki
61.217
1.04
87.004
1.17
5
TVS
-

19.435
0.26
6
Kazen
3.413
0.06
1.890
0.03
7
Lain2
-

21.883
0.30
Total
5.881.777
100
7.398.644
100
 Sumber : AISI

Penjualan Mobil di Indonesia

MOBIL
2009
2010
Unit
%
Unit
%
1
Toyota
190.471
40.16
280.680
38.10
2
Daihatsu
75.169
15.85
118.591
16.10
3
Mitsubishi
64.334
13.57
106.483
14.46
4
Suzuki
46.916
9.89
71.210
9.67
5
Honda
39.650
8.36
61.336
8.33
6
Nissan
22.396
4.72
37.542
5.10
7
Isuzu
13.085
2.76
24.012
3.26
8
Hino
11.594
2.44
21.297
2.89
9
Ford
6.477
1.37
8.871
1.20
10
Hyundai
4.170
0.88
6.550
0.89
Total
474.262
100
736.572
100
 Sumber. Gaikindo
Peningkatan Kebutuhan Pelumas

Jenis
Unit
Kebutuhan Pelumas
Total Pelumas
Sepeda Motor
7.398.644
1 liter
7.398.644
Mobil
736.572
4 liter
2.946.288
Total
10.344.932

 Data diatas adalah data yang tercatat, data yang tidak tercatat ternyata cukup besar. Diperkirakan total peningkatan kebutuhan pelumas sebanyak 12 juta liter per tahun atau sekitar 1 juta liter per bulan. Ayo Marketer Pelumas Nano Teknologi NTA, kita rebut kue pemasaran pelumas !!!.

PENJUALAN MOTOR 2010 CAPAI 7,4 JUTA UNIT


JAKARTA: Realisasi penjualan sepeda motor di Indonesia sepanjang 2010 mencapai 7.398.644 unit, naik 26% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya 5,8 juta unit.

Pencapaian pasar sepeda motor yang hampir menyentuh 7,4 juta unit pada tahun lalu itu melampaui rekor tertinggi penjualan kendaraan roda dua yang tercipta pada 2008, yaitu 6,2 juta unit.

Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Gunadi Sindhuwinata mengakui realisasi pasar motor pada tahun lalu sesuai dengan proyeksi asosiasi, yakni penjualan kendaraan roda dua bergerak di level 7,2 juta unit hinga 7,4 juta unit.

“Ya, realisasi 2010 masuk [sesuai] dengan rencana kami. Penjualan khusus di Desember 2010 memang menurun, dipengaruhi oleh libur Natal dan menjelang tahun baru, sehingga hari kerja pendek,” kata Gunadi kepada Bisnis, hari ini.

Khusus Desember 2010, AISI mencatat penjualan sepeda motor secara nasional sebanyak 515.501 unit, terkoreksi 21,5% dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 656.597 unit.

Data terbaru AISI menunjukkan dari total 7.398.644 unit motor yang terjual sepanjang 2010, Honda memimpin pasar motor nasional dengan mencetak volume penjualan 3.416.049 unit dan menguasai 46,2% pangsa pasar.

Yamaha menempati peringkat kedua penjualan dengan volume distribusi sepanjang 2010 sebanyak 3.326.380 unit, meraup 45,22% pangsa pasar. Suzuki bertahan di peringkat ketiga besar dengan volume penjualan hanya 526.003 unit, disusul Kawasaki sebesar 87.004 unit, TVS sebanyak 19.435 unit, dan Kanzen di urutan terakhir 1.890 unit. Adapun dua anggota AISI lainnya yakni Kymco dan Piaggio dilaporkan tidak ada kegiatan penjualan.

Secara bulanan, penjualan motor domestik mencapai puncaknya pada Agustus 2010 dengan angka mencapai 734.439 unit. Lonjakan pasar kendaraan roda dua tersebut seiring dengan permintaan pasar yang menguat menjelang Lebaran.

Menilik data AISI, jenis motor bebek (underbone) masih menguasai pasar roda dua nasional dengan volume penjualan sebanyak 3.503.298 unit, menguasai 47,35%. Adapun pangsa pasar motor jenis skuter otomatis (skutik) terus menggelembung setelah meraup 45,64% market share dan volumenya mencapai 3.376.536 unit. Motor jenis sport hanya menguasai 7% pangsa pasar dengan penjualan sebesar 518.810 unit.

“Ke depan, pangsa pasar antara motor bebek dengan skutik bisa berimbang, porsinya bisa mencapai 50:50. Ini karena skutik terus menjadi tren di pasar,” ujar Gunadi.

Dari total penjualan hampir mencapai 7,4 juta unit, sebesar 99,79% di antaranya merupakan sepeda motor produksi lokal (dalam negeri). Adapun motor impor (completely built-up/CBU) hanya menguasai 0,21% pangsa pasar.

Berdasarkan kapasitas mesin (cc), pasar sepeda motor Indonesia masih dikuasai oleh kendaraan roda dua yang mengusung engine capacity kurang dari 125 cc. Sebanyak 5,48 juta unit (74%) motor yang terjual merupakan kendaraan roda dua yang mengusung kapasitas engine kurang dari 125 cc.

Sementara itu, motor dengan kapasitas mesin 125 cc-150 cc meraup 17,38% pangsa pasar atau volumenya sebesar 1,28 juta unit. Adapun motor-motor dengan kapasitas mesin besar yakni 150 cc ke atas hanya menguasai 8,57% pangsa pasar dengan volume 634.041 unit.
AISI menargetkan paling lambat 2013, pasar sepeda motor Indonesia sudah menembus 10 juta unit. Indonesia saat ini menjadi negara terbesar ketiga dari sisi penjualan sepeda motor, setelah China dan India. Di kawasan Asean, Indonesia menempati peringkat pertama.(er)

Sumber : Detik.com

763 RIBU MOBIL TERJUAL SELAMA 2010

POS KOTA SELASA, 11 JANUARI 2011              HALAMAN 10       OTOMOTIF

PENJUALAN kendaraan roda empat di tanah air, baik mobil penumpang maupun komersial pada 2010 meningkat drastis dibandingkan tahun sebelumnya dengan angka penjualan lebih 763 ribu unit. Dalam penjualan mobil ini, Indonesia menempati peringkat dua di Asean, hanya kalah dengan Thailand yang penjualannya mendekati angka 800 ribu unit.
        Berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan bermotor Indonesia, total penjualan mobil mencapai 763.751 unit. Semua merek mobil di Indonesia merasa peningkatan penjualan 2010 yang kenaikannya 57,1 persen dibandingkan 2009.
       Tentu saja, Toyota masih menempati peringkat pertama dalam penjualan produknya, yang mencapai 280.680 unit, atau naik 54 persen dibandingkan penjualan tahun lalu yang tercatat sebanyak 186.687 unit. Itu  berarti pada pemasaran tahun lalu, Toyota menguasai 36,8 persen pangsa pasar mobil nasional.
       Setelah Toyota menyusul Daihatsu yang berhasil menjual 118.591 unit, Mitsubishi (106.483), dan Suzuki (71.210), serta Honda (61.336). Peningkatan penjualan juga dialami mobil Eropa dan Amerika, seperti BMW, Ford dan Chevrolet.
       Sepanjang tahun 2010, justru peningkatan penjualan (ritel) tertinggi terjadi pada bulan Desember. Menjelang tutup tahun ini, banyak calon konsumen yang menyerbu show room dan dealer penjualan dari berbagai merek mobil.
       Sepertinya para pembeli sengaja untuk membeli pada akhir tahun, agar terbebas dari kenaikan pajak bea balik nama kendaraan bermotor (BBN-KB) yang naik pada tahun. Pajak kendaraan tersebut memang setiap tahun mengalamai kenaikan, tahun ini rata-rata pemerintah daerah menaikkan pajak itu antara 10 hingga 12 persen. Pemda DKI Jakarta sendiri, telah menaikkan BBN-KB sebesar 10 sampai 12 persen. (bambang/nk).
Kijang Innova salah satu mobil paling laris keluaran Toyota.

Kamis, 20 Januari 2011

PERAWATAN MESIN KENDARAAN VIA OLI

Kendaraan yang kita pakai agar tetap awet dan bertahan lama serta tidak gampang mogok, harus dilakukan perawatan rutin secara berkala. Umumnya orang merawat kendaraan pada sisi fisiknya saja dan tidak pernah melakukan perawatan mesinnya. Sekalipun kita tidak mengetahui tatacara perawatan mesin tersebut, kita dapat melakukan perawatan menurut petunjuk berikut ini.

I. KENALI PENYAKIT YANG MENYERANG OLI 
Perawatan mesin dapat dilakukan dengan cara mengetahui penyakit yang sering menyerang oli dan sebagian disebabkan oleh pemilik otomotif tersebut :

A. DEPOSIT KERAK KARBON
Deposit kerak karbon biasanya berbentuk bunga karang/ spon. Deposit ini menempel di permukaan metal mesin dan bersifat menyerap aditif yang ada di oli. Jika aditif terserap, maka oli akan rusak yang ditunjukkan dengan masa pakainya habis.
B. KOTORAN YANG MENGAMBANG ATAU MENGENDAP (SLUDGE)
Kotoran tersebut berbentuk gumpalan yang besarnay > 20 mikron, yang akan mengganggu fungsi pelumasan metal. Kotoran ini menyebabkan metal mesin mengalami penggerindaan, pengikisan dan pengausan sehingga mesin mengalami kemacetan atau cepat mengalami kerusakan. Selain itu, kotoran tersebut akan menyumbat pori-pori filter oil sehingga penyaringan oli tidak terjadi atau bahkan tidak berfungsi. Jika hal ini terjadi, maka mesin tidak mengalami pelumasan yang berakhir dengan kemacetan.

C. PROSES PERGANTIAN PELUMAS
Pentirisan pelumas dari mesin menggunakan semprotan/ kompresor berarti memasukkan uap air kedalam bak mesin. Uap air ini akan membentuk senyawa nitrat (HNO3 & HNO2) yang menyebabkan proses pengkaratan dan menyebabkan pngrusakan aditif oli, yang berakhir dengan memendeknya 'lifetime' pelumas.

D. PENGGANTIAN MEREK PELUMAS
Pemakaian  pelumas dengan berganti-ganti merek akan banyak berdampak pada performa mesin. Hal ini terlihat dengan pembentukan varnish dipermukaan metal mesin yang dapat menyebabkan pengikisan mesin. Hal ini dapat dihindari dengan (1) gunakan merek pelumas yang sama secara berkesinambungan dan (2) gunakan pembilas (Engine flushing) setiap pergantian merek pelumas.
E. PENGISIAN PELUMAS BERLEBIHAN
Putaran poros engkol akan menyentuh oli, sehingga oli jadi berbusa. Akibatnya (1) Oli cepat panas dan mengalami oksidasi sehingga kualitas oli akan turun, (2) Oli akan sulit dipompa, sehingga bagian yang harus dilumasi menjadi kering, (3) Tekanan gas menjadi berlebihan yang menyebabkan filter oli basah, sehingga fungsinya tidak berjalan, (4) Karburator akan terlapisi oli sehingga menyumbat jalur oli dan valve, akibatnya suplai bahan bakar macet, (%) Tekanan gas yang timbul akan mendorong seal-sealnya sehingga ole akan merembes, (6) Pada motor, kopling menjadi basah (slip kopling), yang berakibat boros BBM, tenaga menghilang dan kopling cepat rusak.

II. KENALI MITOS YANG SALAH TENTANG PELUMAS
Kenali mitos  yang beredar di masyarakat, sehingga kita dapat menyikapi pandangan yang keliru tersebut :

A. PELUMAS TDK BOLEH BERKURANG/MENYUSUT
Bila pelumas menjalankan fungsi dengan benar maka secara otomatis oil akan berkurang melalui :
1. Valve Guides (Katup Mesin) 
     - Jarak antara Valve dan guides besar atau sealnya aus
     - Tandanya yaitu asap akan berwarna hitam bila mobil di stater
     - Mengatasinya dengan mengganti valve seals
2. Ring Piston
     - Dinding silinder aus atau gaya berkendaraan dengan RPM tinggi
     - Tandanya : asap hitam bila mobil digas saat berjalan
3. Engine Vetilation System
     - Sistem ventilasi mesin akan membuang uap berbahaya dari crankcase, bila katup PCV tidak cocok maka oli terhisap ke ruang bakar.
4. Gasket Intake Manifold
     - Gasket intake manifold bocor pada mesin V6 dan V8
     - Tandanya busi cepat rusak.

B. PELUMAS MAKIN KENTAL MAKIN BAIK 
Jika pelumas menjalankan fungsi dengan benar, maka fungsi pelumas seperti Lubricating, Cooling, Cleaning dan Sealing akan lebih baik pada pelumas yang encer. Kelebihan pelumas kental terletak pada kemampuan menahan beban dan meredam suara. 

C. PELUMAS BERWARNA HITAM ITU JELEK
Bila menemukan pelumas cepat hitam, bukan berarti palsu atau jelek kualitasnya, karena :
     - Karakter pelumas 4T lebih cepat hitam daripada 2T
     - Proses penggantian oli kurang tuntas
     - Pelumas menjalankan fungsi sebagai pelarut kotoran (+)
     - Indikator ada kerusakan komponen dalam mesin

 D. PERIODE PERGANTIAN OLI BERDASARKAN KILOMETER
 Seharusnya pergantian oli berdasarkan jam (Engine hour), bukan kilometer karena pada posisi macet mesin tetap berjalan akan tetapi kilometernya tidak dapat.
 Ilustrasi perhitungannya sebagai berikut :
      - Mobil Pribadi setiap hari berjalan sekitar 5 jam (termasuk macet)
      - Rata-rata kecepatan adalah 50 KM/Jam.
      - Jadi total/ bulan : 5 jam x 50 KM x 30 hr = 7.500 Km 
      - Kesimpulan : gantilah oli kendaraan anda setiap bulan ..!!!?

Selasa, 18 Januari 2011

ADITIF

Pelumas yang dipakai untuk mesin otomotif dan industri umumnya terdiri atas :
     - Base oil  : 65 - 85 % dari volume oli
     - Bahan logam/ non logam : misalnya Ca, Mg, Zn, P dll
     - Total Base Number (TBN) adalah kemampuan mengantisipasi proses oksidasi dan nitrasi, jika TBN tinggi maka ada peluang mutu pelumas lebih tinggi
    - Aditif, minimal sebanyak 7 jenis.
    - dll
Aditif adalah bahan kimia yang dapat meningkatkan unjuk kerja sifat tertentu jika ditambahkan kedalam grease atau pelumas. Khusus untuk aditif, dapat dibedakan menjadi :
1. ADHESIVE ADDITIVE
  Aditif perekat antara oli dan metal mesin dan menjaga tetap pada posisinya saat pelumasan terjadi
2.  ANTI CORROSION ADDITIVE
  Aditif pencegah perapuhan ikatan kimia pelumas/ anti karat
3.  ANTI FOAM ADDITIVE
  Aditif pencegah pembuihan berlebihan
4.  ANTI FRICTION ADDITIVE
  Aditif pencegah pergeseran/ anti slip
5.  ANTI OXIDATION ADDITIVE
  Aditif pencegah oksidasi/ persenyawaan asam
6.  ANTI WEAR ADDITIVE
  Aditif anti pengausan karena beradunya metal
7.  COHESIVE ADDITIVE
  Aditif pencegah penetesan/ pemercikan berlebihan
8.  DETERGENT ADDITIVE
  Aditif pembersih bagian mesin & penetral nitrasi
9.  DISPERSANT ADDITIVE
  Aditif penjaga soliditas terhadap penjendalan, pembentukan lumpur dan penempelan
10. EXTREME PRESSURE ADDITIVE
  Aditif pembuat lapisan film, sehingga mampu menhan beban extrim
11. LIMITED SLIP DIFFERENTIAL ADDITIVE
  Aditif yang membatasi bergetarnya pelumas
12. OILINESS ADDITIVE
  Aditif penyebab oli menempel di metal
13. OXIDATION INHIBITING ADDITIVE
  Aditif penghambat proses oksidasi
14. POUR POINT DEPRESANT ADDITIVE
  Aditif yang membuat pelumas tetap bekerja di suhu rendah
15. RUSH INHIBITING ADDITIVE
  Aditif penghambat pengkaratan
16. VISCOSITY INDEX IMPROVER ADDITIVE
  Aditif penstabil viskositas karena perubahan suhu

PELUMAS (=OLI ?)

Pelumas yang secara fisik kita ketahui selama ini, ternyata beragam-ragam bentuknya. Pelumas secara umum dapat dibagi berdasarkan :
I. BERDASARKAN BENTUK
A. BERBENTUK CAIR : Pelumas yang berbentuk cair disebut OLI
     1. Pelumas Mesin (Gasoline & Diesel Engine, Marine Oil, Gear Oil, Turbine Oil)
     2. Pelumas Hidrolik
     3. Pelumas Transmisi (Automatic Transmision Fluid = ATF; Automatic Brake Fluid = ABF)
     4. Pelumas Khusus (Cutting Oil, Compressor Oil, Heat Transfer Oil dll)
B. BERBENTUK PADAT : Pelumas yang berbentuk Padat disebut GREASE/ GEMUK
     1. Waterproof Grease
     2. Extreme Pressure Grease
     3. High Temperature Grease
     4. dll
II. BERDASARKAN STANDARD :
A. OLI :
     1. SAE                 : Society of Automotive Engineers, USA.
         - Makin besar nomor SAE menandakan makin besarnya viskositas (makin kental)
         - Bisa berbentuk single grade (SAE 40, etc) atau Multi Grade (SAE 20W50, etc)
     2. API                  : American Petroleum Industry
         - Adalah standar oli berdasarkan tingkatan kualitas/ grade oli dan peruntukannya (bensin atau solar)
         - Untuk mesin bensin, kodenya dimulai huruf ‘S’ = (Spark Plug) mulai dari : SA – SB – SC – SD – SE – SF – SG – SH - SJ – SL – SM
         - Untuk mesin solar, kodenya dimulai huruf ‘C’ =(Combustion) mulai dari : CA – CB – CC – CF – CG – CH – CI – CJ
     3. ACEA/CCMC : Association des Constructeurs Europeans d'Automobiles, Eropa
         -  Adalah standard oli berdasarkan peruntukannya, umumnya dipakai di Eropa
         - The ACEA diganti dengan the CCMC pada tahun 1996
         - Standard ACEA :
            => Diawali 'A1-3' untuk mesin Bensin
            => Diawali 'B1-4' untuk mesin Diesel mobil penumpang
            => Diawali 'E1-5' untuk mesin Diesel alat-alat berat
         - Standard CCMC :
           => Diawali 'G1-5' untuk mesin Bensin
           => Diawali 'D1-5' untuk mesin Diesel alat-alat berat
           => Diawali 'PD1-2' untuk mesin Diesel mobil penumpang
     4. JASO               : Japan Automotive Standard Organization, Japan
         - Adalah standar pelumas untuk sepeda motor dengan sistem kopling basah (wet clutch system).
         - Dipakai untuk membedakan keberadaan Friction Modifiers (Aditif anti friction) pada oli tersebut.
         - JASO MA (tidak ada aditif Friction Modifiers) dan JASO MB (ada/ sedikit aditif Friction Modifiers)
     5. AGMA              : American Gear Manufacturers Association, Amerika
         - Adalah standar pelumas untuk roda gigi
B. GREASE :
     1. NLGI   : National Lubricating Grease Institute
         - Skala angka untuk mengklasifikasikan tingkat kepadatan gemuk berdasarkan angka penetrasi ASTM
         - Nilai NLGI-nya 000 (setengah cair) s/d NLGI-nya 6 (padat sekali)
    2. USDA
         - Pengelompokan grease berdasarkan 'contact food'
         - Untuk USDA terbagi dalam 2 kelompok H1 : Non Contact Food dan H2 : Contact Food

III. BERDASARKAN BASE OIL :
A. Berdasarkan Asal Base Oil :
     1. Mineral (berasal dari perut bumi) terdiri atas :
         - Naphthenic Base Oil (Naptanik) : Kandungan 'Lingkar Methylene Tertutup' cukup tinggi dengan viskositas index = 50-60
         - Paraffinic Base Oil (Parapin) : Kandungan 'Rantai Hidrokarbon Jenuh' cukup tinggi dengan viskositas index = 100-110
     2. Synthetic (Sintetis) : Merupakan proses pemurnian mineral yang terdiri atas :
         - Semi Synthetic (Premium)
         - Full Synthetic
     3. Pure Synthetic (Sintetis Murni) atau juga sering disebut oli castor : umumnya berbentuk polyalkyleneglycol yang dibuat di laboratorium, biasanya campuran minyak nabati atau hewani dengan viskositas = 160

B. Berdasarkan Grade Base Oil
     1. Group I :
         - Mineral Base Oil
         - Viscosity Index = 80 - 120
         - Senyawa hidrokarbon jenuh < 90%
         - Kandungan sulfur > 0,03%
     2. Group II :
         - Semi synthetic/ Synthetic
         - Viscosity Index = 80 - 120
         - Senyawa hidrokarbon jenuh > 90%
         - Kandungan sulfur < 0,03%
         ==> Group I dan II dikenal dengan sebutan Conventional Base Oil
     3.  Group III :
          - High Viscosity Index (HVI) synthetic
          - Viscosity Index > 120
          - Senyawa hidrokarbon jenuh > 90%
          - Kandungan sulfur < 0,03%
      4. Group IV :
          - Polyalphaolefin (PAO) Synthetic
          - Viscosity Index > 120
          - Senyawa hidrokarbon jenuh > 90%
          - Kandungan sulfur < 0,03%
       5. Group V :
           - Ester Synthetic
           - Pelumas Pure Sintetis
           - Bahan sintetis kimia
        ==> Group III, IV dan V dikenal dengan sebutan Synthetic Base Oil
  
C. Berdasarkan Proses Pemurnian Base Oil
     1. Destilasi Biasa (Solvent Extraction Process)
         - Teknologi Dewaxing/ Proses pendinginan
         - Tingkat kemurnian 70-85 %
         - Hasilnya base oil grade 1
         - Kandungan Sulfur, Nitrogen dan Oksigen masih banyak
         - Warna : kuning transparant
      2. Dengan Hydrotreating (Hydrolsomerization Process)
          - Teknologi Hydrotreating Severe Hydrocracking
          - Tingkat kemurnian 99,9%
          - Hasilnya Base Oil grade 2 dan 3
          - Kandungan Sulfur, Nitrogen dan Oksigen sangat rendah
          - Warna : jernih dan tak berwarna

IV. BERDASARKAN PENGGUNAAN
A. Pelumas Mesin Mobil
     - Dipisahkan menjadi oli mesin gasoline dan diesel
     - Oli mesin mobil digunakan untuk melumasi bushing, bearing & piston sehingga harus licin
     - Umumnya ditambahkan aditif anti friction / Friction Modifier (untuk memperkecil gesekan)
     - Karena roda gigi transmisi terpisah dengan mesin menyebabkan viskositas agak tahan (bisa mencapai 10.000 KM)
B. Pelumas Sepeda Motor
     - Oli tidak boleh licin karena koplingnya basah yang dapat menyebabkan slip sehingga tenaga berkurang.
     - Tidak boleh ada aditif Friction modifier (JASO MA)
     - Roda gigi transmisi menyatu dengan mesin sehingga viskositasnya cepat rusak (Daya tahan 1.500-2000 KM)
 C. Pelumas Motor Matic
     - Oli hanya melumasi mesinnya saja, sedangkan kopling dan gearboxnya yaitu sistem CVT-nya (sistem kering/ tanpa pelumasan).
     - Ada sedikit aditif Friction modifier (JASO MB)
     - Olinya lebih licin & encer dari oli motor biasa.

Mengenai Saya

Foto saya
Blog ini dibuat untuk semua mitra kerja marketer pelumas 'NTA', semoga bermanfaat.